Senin 18 April 2011, kami
terbang bersama Air Asia menuju Bandara Changi di Singapura. Tepat pukul 08.15
pesawat kami take off. Dan ternyata terdapat perbedaan waktu antara
DIY dengan Singapura, yaitu di Singapura satu jam lebih awal, jadi perjalanan
menjadi terasa lebih lama. Perjalanan ini memakan waktu 2 jam lebih 20 menit,
tapi sampai di Changi Airport waktu
telah menunjukkan pukul 11.35.
Ketika anda pergi ke luar negeri, dan anda memiliki nama berbau
islami dan memiliki jenggot, anda harus berhati-hati dan waspada. Kemungkinan
di bandara anda akan ditarik oleh petugas imigrasi untuk diintrogasi. Karena
anda akan disangka teroris! Jadi anda harus tetap bersikap biasa dan jangan
gugup, kalau salah bicara bisa-bisa anda justru akan dimasukkan ke penjara
karena disangka teroris.
Di Singapura ini suasananya sangat berbeda jauh dengan Jakarta atau
kota-kota besar lainnya. Kota ini sangat bersih, sama sekali tidak ada sampah
tergeletak sedikitpun. Semuanya tertata sangat rapi. Jika anda dengan sengaja
atau tidak membuang sampah sembarangan, maka anda akan di denda oleh
pemerintahnnya berjuta-juta dollar. Bayangkan saja, padahal S$ 1 sama dengan Rp
7000, 00. Jadi tinggal dikalikan saja dengan rupiah, banyak bukan? Di sepanjang
trotoar jalan tidak terdapat pedagang kaki lima satu pun, berbeda dengan di
Indonesia. Yang ada hanya etalase tempat minuman kaleng yang dijual umum. Dan
cara membelinya tidak seperti membeli minuman di took kelontong, anda hanya
perlu memasukkan uang koin S$ 1 kemudian pilih minuman yang diinginkan, dan
kaleng minumannya akan keluar. Ada lagi perbedaan yang signifikan dengan
ibukota Negara kita, yaitu kemacetan. Di Singpura ini tidak pernah ada yang
namanya macet. Pemandu saya, Kelvin berkata bahwa di Negara ini, orang yang
memiliki mobil hanya diperbolehkan maksimal sampai 5 tahun, setelah lebih dari
itu, maka mobil tersebut tidak boleh digunakan lagi. Jadi di sini tidak ada
yang namanya mobil lama, semua yang saya temui adalah mobil versi terbaru.
Setelah dari bandara kami berniat untuk pergi ke tempat rekreasi di
Sentosa Island. Tapi sebelumnya kami makan siang di Food Republic, Vivo City. Suasana di food court ini seperti di China. Bentuknya seperti melingkar, di
tengahnya adalah tempat pejual makanan, kemudian di depan depan para penjual
ini terdapat meja kursi untuk makan. Di sini terdapat 2 jenis makanan, yaitu
makanan China dan India. Karena kami tidak diperbolehkan makan babi,jadi kita
harus berhati-hati dalam memilih makanan. Dan porsi makan di sini bagaikan
porsi pekerja bangunan, kira-kira 2 kali porsi penjual bakso di Yogyakarta.
Jadi, setelah makan di sini perut akan terasa kenyang sekali.
Nah, inilah saatnya kami menuju Sentosa Island. Kami tidak menyewa
travel, atau naik nis, atau bahkan jalan kaki. Tapi kami menaiki Monorel untuk
menuju ke Sensosa Islan dari Vivo City
ini. Tiketnya bisa dibeli dari Mall besar ini, yaitu S$3 untuk setiap orangnya.
Menurut pengetahuan saya, monorel ini adalah kendaraan yang berjalan dengan
menggunakan sinar inframerah. Di jalurnya terdapat garis putih. Sinar
inframerah yang terdapat pada mesin itu akan mendeteksi adanya garis putih yang
sudah diatur jalurnya.
Di Sentosa Island ini
terdapat berbagai wahana, yaitu ada The
Merlion, Images of Singapore, Tiger Sky Tower, Butterfly Park, Insect Kingdom,
Sentosa 4D Magix, Siloso Point, Songs of the sea, dan masih banyak lagi. Anda
perlu membayar S$ 70 jika ingin membeli tiket untuk seluruh wahana di sini,
atau anda juga bisa membeli tiketnya di setiap wahana, dan harganya di
sesuaikan dengan wahana yang ingin dikunjungi.
Tujuan pertama di Sentosa Island adalah Tiger Sky Tower. Yang kita lakukan pertama adalah membeli tiket
seharga S$ 10, lalu masuk ke gondola. Setelah penuh dengan pengunjung, maka
gondola akan naik. Jadi Tiger Tower itu seperti tiang setinggi 131m, dan terdapat
cincin yang disebut gondola yang bisa naik turun dan berputar, jadi pengunjung
yang naik ke gondola ini, ketika sampai di atas akan bisa melihat pemandangan
yang indah dari atas sini. Pemandangan yang terlihat banyak sekali, ada patung
merlion, pantai, kereta gantung, dan masih banyak lagi.
Kemudian kami pergi ke Siloso
Beach. Nah, kendaraan yang kami tumpangi adalah bus yang khusus mengantar
pengunjung ke tempat-tempat yang ada di Sentosa Island. Ada 3 jalur
yangdilewati bus-bus ini. Yaitu Red line,
Yellow line, dan blue line. Saat
anda ingin pergi ke salah satu wahana di sini, anda harus memiliki peta Sentosa Island, kalau tidak, siap-siap
saja anda untuk tersesat. Untuk ke Siloso
Beach ini, kami menaiki The Red Line.
Pemandangan di Pantai Siloso ini sangatlah indah, di tengah lautnya banyak
sekali kapal-kapal perdagangan dari luar negeri. Jadi, setiap ada barang
eksport dari Negara mana saja harus melewati laut ini. Pasir pantai di sini
putih bersih, tidak ada sampah berserakan. Kalau dibandingkan dengan Indonesia
ya hamper sama seperti Pantai Kuta di Bali, hanya saja di sini tidak seramai di
Pantai Kuta, karena ombaknya tidak terlalu besar dan tidak bias digunakan untuk
surfing. Tapi, pengunjung di sini
lebih suka bermain volley, dan ada
juga yang bermain sepak bola pantai.
Waktu telah menunjukkan pukul 06.45, dan sekarang waktunya kami
pergi menuju ke Songs of the Sea. Karena
kalau jalan kaki membutuhkan waktu lama, jadi kita menaiki Tram, bentuknya seperti kereta, tapi bermesin seperti mobil, dan bergandeng.
Setelah sampai ditempat tujuankami langsung menuju tempat duduk di depan, dan
menunggu acara mulai. Dan ternyata acara tersebut mulai pukul 08.30. Jadi Songs of the Sea ini kalau di Yogyakarta
seperti Wayang Wong. Ceritanya dimulai dari ada sekumoulan anak-anak yang
menyanyi di pinggir pantai, kemudian dari beberapa anak itu ada yang bernama
Lee, suaranya sangat merdu sekali, dan saat ia menyanyi ia bisa membuat sesuatu
yang magis! Dari menyelamatkan Princess Ami, Gods of Fire, Spirit of the Sea, Queen of Disappear, dan lebih
hebatnya lagi, yang digunakan sebagai sorotan dari gambar-gambarnya adalah air
mancur yang berasal dari air laut. Pokoknya tidak rugi anda membayar S$ 10
untuk pemandangan seperti ini. Kemudian, tujuan terakhir kami adalah Hotel
untuk beristirahat.
Hari berikutnya, Selasa 19
April 2011. Pada hari ini kami berniat untuk pergi ke Merlion Park. Untuk
menuju ke tempat ini, kami mneggunakan kendaraan yang bernama MRT, yaitu kendaraan umum yang dibangun
di bawah tanah dan aksesnya bisa langsung ke mall-mall besar. Agar bisa menaiki
ini kita perlu membeli tiket. Di stasiunnya akan tersedia mesin yang secara
otomatis bisa mengeluarkan karu yang digunakan agar kita bisa masuk ke
stasiunnya. Harganya disesuaikan dengan jarak yang akan anda tempuh. Bila harga
tiker sebesar S$ 2 misalnya, dan anda hanya memasukkan uang S$ 5, maka uang
kembalian anda akan keluar S$ 3 bersama dengan tiketnya. Hebat bukan?
Di Merlion Park, sedikit mengecewakan memang, patung Singa yang
dibangun di pinggir Sungai Singapura ini sedang direnovasi, sehingga kami tidak
bisa mengambil gambarnya, yang ada di sini hanyalah miniatur patung singa
setinggi orang dewasa. Tapi tak apalah, kami masih bisa menyusuri Sungai
Singapura dengan kereta yang telah disediakan. Indah sekali pemandangan di
sekeliling sungai, banyak gedung tinggi, jembatan, dan ada pula tempat makan
yang dekornya seperti di China, banyak lampion yang dipasang.Mustafa, adalah tujuan kami
berikutnya. Ini adalah supermarket pusat oleh-oleh di Singapura. Dan tempat ini
memiliki luas 6 x lebih besar disbanding Ambarukma Plaza Yogyakarta. Hebat
bukan? Dan untuk hari ini, kami hanya pergi ke 2 tempat itu, lalu malamnya kami
pergi terbang menuju Malaysia.
Rabu 20 April 2011, di Malaysia, tujuan utama adalah ke Menara
Petronas. Tapi, pertama-tama kami menuju ke Istana Merdeka Malaysia dulu. Tapi
kita hanya diperbolehkan mengambil gambar dari luar. Dan di gerbangnya terdapat
2 macam penjaga. Yang pertama, berpakaian seperti orang Inggris, tapi menaiki
kuda. Yang satunya lagi orang yang berpakaian adat Malaysia, dan berdiri di
sebelah gerbang. Total penjaganya ada 4 orang, karena masing-masing ada di
sebelahkanan gerbang, dan ada pula di sebelah kiri gerbang. Dan para penjaga
itu tidak diperbolehkan untuk berinteraksi dengan pengunjung, jadi mereka
selalu diam dan tidak bergerak hingga waktunya selesai berjaga.
Kemudian kami menuju ke Menara Kuala Lumpur, yang memiliki
ketinggina 421 m. menara ini adalah menara tertinggi ke-6 sedunia. Dari lantai
menara paling atas ini, kita dapat melihat pemandangan yang ada di Kuala
Lumpur. Dan menara ini juga digunakan untuk telekomunikasi, karena di atas
menara ini terdapat antena untuk telekomunikasi.
Untuk membeli oleh-oleh kami pergi ke Pasar Seni. Banyak
barang-barang yang dijual di sini, seperti kaos, gantungan kunci, topi, dll. Dan
di sini kita juga harus bisa menawar, karena penjual di sini biasanya juga
menaikkan harga untuk para tourists. Tapi,
bila anda ingin membeli makanan untuk oleh-oleh ya sedikit susah sih. Karena
makanan yang ada di Malaysia ya banyak yang sama sih dengan di Negara kita. Ya
tempat ini seperti Malioboro-nya Yogyakarta.tapi bedanya, di Pasar Seni adalah
area bebas rokok, jadi yang merokok di sini akan dikenakan densa RM 10.000 atau
bila di rupiahkan sebesar Rp 30.000.000, 00! Jadi bagi anda yang perokok,
jangan sekali-seklai merokok di area Pasar Seni ini. Selain Pasar Seni, kami
juga membeli oleh-oleh di Butik
Chocolate. Di toko ini terdapat berbagai macam coklat, ada coklat hitam pahit,
coklat almond tiramisu, coklat strawberry, dsb. Dan kita juga bisa mencicipinya
lho! Gratis pula! Dan harganya juga terjangkau.
Inilah saatnya ke tujuan utamanya, Menara Petronas atau biasa
disebut The Twin Towers. Yaitu menara
pencakar langit yang dibangun kembar di Kuala Lumpur, Malaysia. Menara ini
setinggi 452 m atau 1483 kaki, jika diukur hingga puncak paling atas. Dan
terdapat 88 lantai. Di antara kedua menara ini di bangun sebuah jembatan atau Skybridge yang menghubungkan dua menara
ini padalantai 41dan 42. Gedung ini juga dibangun agar bisa tahan apabila
diterpa dengan kecepatan angin 160 km/jam. Tapi dalam sejarah, kecepatan angin
terbesar yang pernah tercatat yaitu 60 km/jam. Di dalam gedung ini isinya ya
seperti mall pada umumnya. Tapi bila dilihat dari luar sangat menakjubkan!
Setelah kami mengambil gambar Menara kembar ini lalu kami kembali ke
penginapan, karena esok harinya kami akan terbang untuk pulang ke Indonesia.
No comments:
Post a Comment