Tuesday 4 June 2013

Pertemuan Kedua



Masih dengan Nayla yang memejamkan matanya. Seakan sedang bermeditasi dengan khusyuk. Di pesisir pantai itu dia masih duduk di atas batu karang tak berbentuk. Kedua kakinya ditekuk hingga lututnya hamper mendekati perutnya. Buku mungil berwarna pink bergambar Helly Kitty dan penanya yang juga berwarna pink dengan bulu-bulu di salah satu ujungnya diselipkan di antara kaki dan perutnya. Tapi ada hal yang berbeda kali ini. Wajah mungilnya terlihat semakin manis. Ujung bibirnya melebar menunjukkan senyum bahagia. Dia seolah sedang menemui bayangan indah dalam kepalanya.
***
Musim penghujan masih berlanjut. Di bulan Februari 2009, orang-orang masih terlihat sibuk dengan payung atau jas hujan sebagai alat pelindung diri dari tetesan air hujan. Tak berbeda dengan keadaan di sebuah desa kecil yang tak jauh dari jalan utama menuju kota. Penduduk lalu lalang melewati jalan becek dengan sangat hati-hati, karena banyak lubang yang tergenang air di jalan desa ini.
Hamparan sawah yang menjadi cirri khas desa ini menjadi terlihat begitu basah. Begitu juga dengan sawah yang hampir mengelilingi enam rumah di pinggir salah satu jalan desa ini. Di antara ke enam rumah yang sederhana itu, ada satu rumah yang terletak paling ujung sebelah kiri terlihat begitu mencolok dari jauh. Cat temboknya berwarna pink, sedang atapnya berwarna ungu. Pagarnya terbuat dari trails besi berwarna oranye, dengan ukiran bunga di setiap sisinya.
Rumah yang terbilang eye-catching­ itu adalah tempat di mana Nayla pernah berteduh dari hujan sampai bertemu dengan bocah lelaki bersenyum manis. Ya, rumah milik keluarga Nayla kini telah selesai dibangun. Rumah berlantai dua yang hanya memiliki lima tetangga di sebelah kanannya tampak begitu berbeda dengan yang lain. Mungkin karena cat tembok dan atapnya masih baru, sehingga berbeda dengan lima rumah lainnya yang cat temboknya sudah mulai terkelupas.
Pada minggu pagi yang basah karena hujan, tampak tak jauh dari rumah ini, ada sebuah mobil sedan mercy berwarna silver melaju mendekat kea rah rumah mungil tadi. Mereka adalah keluarga Nayla. Sudah lama sejak dia terakhir mengantarkan makan siang untuk para kuli, Nayla jarang sekali mampir ke proyek rumah keluarganya. Atau bisa dibilang hampir tidak pernah karena jarak dari rumah dinas yang ia tinggali dulu cukup jauh bila dia harus naik sepeda. Disamping itu dia mengikuti kegiatan sekolahnya, terutama kegiatan pramuka yaitu jamboree yang mengharuskan dia pergi ke luar kota. Terlebih lagi dia sekarang sudah kelas tiga SMP, jadi waktunya lebih banyak ia gunakan untuk les, belajar dan istirahat.
Tapi sekarang adalah waktu untuk Nayla pindah permanen ke rumah barunya. Nayla sebenarnya masih bingung, antara harus sedih karena meninggalkan teman-temannya di tempat dia tiunggal dulu, atau dia harus senang karena memiliki rumah baru. Namun satu hal yang ada di benak Nayla, setidaknya bila dia pindah, dia mungkin bias bertemu dengan bocah lelaki dengan senyum menawan itu.
Nayla sampai di rumah mungilnya. Dia keluar dari mobil, juga kakak perempuannya dan kedua orangtuanya. Tapi Nayla tidak turun sendiri, dia menggendong seekor kucing Persia berbulu putih kapas. Dia memanggilnya Mickey.
“Mickey, ini rumah baru kita, mulai malam nanti kita akan tidur di sini, bersama ayah, bunda, dan Kak Cyntia. Di sini tempatnya enak,meskipun di desa tapi setidaknya tempatnya nyaman apalagi kalau pagi, pasti sejuk deh udaranya. Kamu harus betah ya di sini” kata Nayla sambil berdiri di bawah kanopi dekat pagar untuk berteduh sembari menunggu pintu pagar yang sedang dibuka bunda-nya.
Setelah pintu terbuka, semua anggota keluarga sederhana ini masuk ke rumah. Tak lama kemudian ada satu mobil pick-up berisi penuh perabotan rumah tangga yang berhenti di depan rumah Nayla. Empat pria yang tadinya berada dalam mobil pick-up tadi lalu turuhn dan mulai mengangkati perabotan ke dalam rumah Nayla. Hari itu, keluarga ini sibuk menata rumah.
Tidak butuh waktu lama untuk menata tata letak rumah itu, karena semuanya telah terkonsep dengan rapi oleh ayah Nayla. Hingga sore itu, semua telah selesai tertata. Rapi pada tempatnya masing-masing. Nayla bersama Mickey masuk ke kamarnya. Dia memperhatikan keadaan sekitar kamarnya. Penuh dengan nuansa berwarna pink. Semua terlihat begitu elegan, tapi sederhana, karena tidak ada perabotan yang terlihat mecolok, hanya satu tempat tidur, dua lemari berukuran besar dan kecil dan satu meja belajar.
Semua orang di rumah pink Nayla terlihat lelah karena seharian telah bekerja keras untuk mempercantik keadaan rumah. Namun ada yang aneh dengan Nayla, dia terlihat sedang kebingungan mencari sesuatu. Jalan kesana-kemari sambil memperhatikan keadaan sekitar, mengobservasi keadaan atau entah apalah. Yang jelas, dia terlihat kehilangan sesuatu. Yang ternyata dia sedang mencari kucing kesayangannya, Mickey.
“Mickey, mickey dimana kamu nak” teriak Nayla.
“Masih belum ketemu Nay?” kata kakak perempuannya, kak Cyntia.
“belum, tadi dia diam di sini, terus aku tinggal nata kamar, pas aku tengok lagi dia sudah nggak ada, aaa di mana Mickey?” rengek Nayla sambil menunjuk ke arah depan televise di ruang tengah.
“Kamu udahcoba cari di seluruh isi rumah?”
“sudah kakaaaak, dari tadi aku sudah muter-muter sana kemari, bolak balik ya nyari si Mickey”
“coba kamu cari di luar, dia itu kan masih baru di sini, jadi nggak mungkin sampai lari jauh-jauh dari rumah. Kan dia masih asing dengan tempat ini Nay. Sana cepat cari di luar mumpung belum kelamaan.”
Nayla langsung menuruti kata kakaknya. Dia langsung lari keluar menuju ke halaman rumahnya. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri tapi masih tak ada tanda-tanda Mickey ada di sini. Dia lalu berjalan keluar melewati pagar langsung belok kanan. Dia melihat sekilas ekor Mickey yang putih masuk ke dalam rumah tetangga tepat sebelah kanan dari rumah Nayla. Tapi dia justru bingung, antara ingin masuk ke rumah untuk menjemput Mickey, atau ttap diam karena takut dengan pemilik rumah.
Akhirnya Nayla memberanikan diri masuk ke halaman rumah tetangganya. Dia dengan pelan mengetuk pintu rumah hingga ada seorang wanita dengan mengenakan kaos berwarnaputih dan celana panjang semacam training berwarna hitam keluar dari dalam rumah. Dia bertanya dengan lembut, “Ya, ada apa?”
“ehm, ini tadi kucing saya masuk ke rumah ini, apa dia ada di dalam ya?” Tanya Nayla pada wanita itu dengan sopan.
“ohhh, ituu er ta…” wanita itu berusaha menjawab, tapi sudah terpotong suara anak laki-laki dari dalam rumah.
“Buk, ini kucing siapa ya? Kok ada di sini?” kata anak itu sambil menggendong kucing Nayla sembari berjalan keluar menuju wanita tadi.
“Mickey !!!!” teriak Nayla keras. “Kamu kok…” dia menghentikan suaranya. Dia terpaku pada anak laki-laki yang menggendong Mickey. Bagaimana tidak? Anak lelaki ittu adalah bocah laki-laki yang ditemui Nayla pada waktu hujan di tahun sebelumnya. Nayla shock dan bingung kata-kata apa yang akan dia ucapkan setelah melihat anak itu.
“Hey …” sapa bocah itu.
“Ehh, umm, hey …” jawab Nayla tersipu ..

 (bersambung...)

No comments:

Post a Comment